Petunjuk perawatan khusus bonsai Waru
Waru umumnya ditempatkan di ruang terbuka yang terkena sinar matahari penuh sepanjang tahun, terutama bagi bonsai Waru dewasa yang daunnya akan dikecilkan. Namun Waru juga bisa ditempatkan di setengah keteduhan seperti teras atau di dalam rumah di dekat jendela yang terkena sinr matahari, tetapi daunnya akan cenderung besar, sehingga tempat terbuka lebih diutamakan.
Waru adalah tanaman yang menyukai banyak air. Jadi jangan lupa untuk selalu melakukan penyiraman bila media tanam telah nampak kering. Waru tahan terhadap air yang sedikit payau. Terus baca tentang menyiram Bonsai.
Pakai pupuk organik padat sekali tiap bulan atau pupuk cair sekali tiap minggi. Bisa juga dipakai pupuk organik yang dilepaskan secara bertahap seperti Dekastar yang bisa dipergunakan sekali tiap tiga bulan.
Waru adalah tanaman yang cepat sekali tumbuh, terutama sewaktu tanaman masih muda di awal pembentukan. Sedikit pengawatan harus dilakukan sebelum cabang terlalu besar dan kaku. Namun harus segera dilakukan pembukaan kawat bila nampak kawat mulai melukai kulit. Pemotongan dilakukan setelah cabang mencapai besaran yang dikehendaki untuk merangsang tumbuhnya ranting ranting. Pemangkasan daun harus sering dilaksanakan agar timbul ranting ranting dan sekaligus pengecilan daun. Daun yang besar akan menghalangi masuknya sinar matahari pada ranting ranting yang mulai tumbuh, sehingga perlu dilakukan pemotongan daun tersebut sehingga tumbuh ranting ranting kecil yang banyak dengan daun daun yang relatif kecil. Terus baca tentang memangkas Bonsai.
Bahan bonsai muda membutuhkan pergantian media tanam satu kali dalam setahun, kemudian menjadi sekali tiap dua tahun. Sementara untuk Bonsai Waru yang sudah dewasa atau matang, penggantian media tanam bisa dilakukan sekali tiap tiga sampai lima tahun. Terus baca tentang penggantian media tanam/pot Bonsai.
Waru paling mudah diperbanyak dengan cara stek dan cangkok, walaupun perbanyakan dengan biji juga bisa dilakukan.
Penyakit yang bisa menyerang adalah bubuk putih seperti yang menyerang Bonsai Wahong. Tetapi Waru memiliki ketahanan yang lebih kuat sehingga dengan penyemprotan insektisida biasa dan pembersihan dengan semprotan air bisa menghilangkan hama ini. Selain itu daun Waru sering dimakan oleh belalang. Untuk keterangan lebih lanjut pada teknik teknik itu, periksa Halaman perawatan Bonsai kami.
Hibiscus tiliaceus (Bonsai Waru)
Penjelasan umum tentang Bonsai Waru
Daun bertangkai dan berbentuk hati dengan diameter 15 – 20 cm. Bunga berwarna kuning dengan diameter sekitar 10 cm yang terdiri dari lima pias dan intinya berwarna ungu. Buahnya lonjong dengan ujung lancip yang terdiri dari lima kotak yang berisi banyak biji kecil. Waru banyak dipakai sebagai pohon peneduh jalan ataupun pematang sawah. Kulit waru berwarna coklat muda dan berangsur makin menua dengan bertambahnya usia dengan tekstur berbintil yang kasar setelah tua. Karena daunnya yang besar, semula waru tidak dimanfaatkan sebagai bonsai, baru kemudian di sekitar tahun 2000 setelah melihat bonsai Waru dari Taiwan dengan daun yang sangat kecil, barulah Waru dipakai sebagai bahan bonsai. Ada beberapa jenis Waru, yaitu Waru lokal biasa, yang berdaun kemerahan dan Waru bibit dari Taiwan yang berdaun sedikit lebih tebal. Waru bibit India kemungkinan adalah bibit dari Taiwan yang dibawa ke India dan kemudian dibawa ke Indonesia. Yang terang daun waru taiwan atau India sedikit lebih tebal dari waru lokal.